Antara Nyaman Dan Tidak Nyaman

Daftar Isi
Dalam setiap langkah yang kita lakukan pasti akan selalu bertemu dengan salah satu dari dua hal yang bertentangan, antara nyaman dan tidak nyaman. Dan itu sudah menjadi sunnatullah, karena kehidupan dunia diciptakan oleh Allah SWT dengan konsep sebab akibat. “barang siapa berbuat baik maka dia akan memanen hasil kebaikannya dan barang siapa berbuat buruk maka dia akan memanen hasil keburukannya”

Terkait satu dan beberapa hal terkadang seseorang mengalami pengalaman istimewa, tetapi dalam hal lain mengalami kekecewaan. Ini adalah sesuatu yang wajar bila kita mencermatinya dengan logika dan rasa yang seimbang. Sehingga segala sesuatu yang dialami, baiknya akan menjadi potensi dan buruknya akan terkoreksi sampai akhirnya menjadi motivasi.  

Betul memang, sangat mudah kita dalam berbicara tetapi faktanya ternyata sangat sulit dalam pelaksanaan. Oleh karena itulah Rosulullah mengintruksikan kepada umatnya untuk tidak berhenti belajar. Karena hidup itu gudangnya pelajaran agar manusia bisa terus meningkatkan harkat dan derajat kemanusiaannya.

antara nyaman dan tidak nyaman itu relatif

Terlepas dari cita dan keinginan, tidak jarang diantara kita yang mengalami kegelisahan karena mendapati sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hususnya dalam hal membangun kapasitas dan kapabelitas diri dalam kehidupan ini. Tidak bisa dipungkiri, bila rasa kecewa itu datang maka sesuatu yang tidak lazimpun dilakukan sebagai ungkapan kekecewaan. Disinilah akan terlihat batas dari kesabaran seseorang.


Dalam bahasa sunda ada istilah “kagok borontok” ini sama maknanya dengan istilah “nasi sudah menjadi bubur” kata-kata ini sering keluar dari seseorang yang sedang dihinggapi amarah karena merasa gagal atau kecewa. Akibat dari kekecewaan seperti ini apabila semakin berlarut bisa berdampak pada terjadinya depresi pada seseorang. Disisi lain ada juga yang akhirnya mengubah cara pandang hidup dengan menghalalkan cara-cara yang tidak wajar untuk meraih keinginannya. 

Padahal, bila nasi sudah menjadi bubur, masih bisa menjadi spesial, bahkan masih banyak pilihan untuk menjadikannya spesial. Seperti bubur ayam spesial, bubur kari dan  lain sebagainnya. Begitu pula dalam berbagai kegagalan yang dialami, masih ada kesempatan untuk menjadikan kegagalan itu memiliki makna yang tajam dan tinggi. Tinggal memotivasi diri untuk bangkit dan menajamkannya untuk lebih kreatif dalam menyikapi segala hal yang muncul dihadapan kita.

Kalau memang sudah terjadi dan terjerumus dalam melakukan hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai norma maka, itu bukanlah suatu keterlanjuran. Karena tidak ada seorang manusiapun yang bisa terhindar dari berbuat kesalahan dan kehilapan. Namun, yang terpenting adalah membangun sikap positif untuk menghadapinya. Sehingga kegagalan dan kegelisahan yang dialami tidak akan melarutkan seseorang dalam kondisi yang lebih dalam dilembah kesalahan. Dalam sebuah hadits di sebutkan; 
“bertakwalah kamu dimanapun kamu berada, kemudian ikutilah keburukan yang telah dilakukan dengan melakukan kebaikan karena kebaikan itu bisa menghapuskan keburukan yang sudah dilakukan. Kemudian berbaurlah bersama manusia dengan akhlak yang baik”.
Kurang lebih intinya adalah setiap orang harus selalu sadar dengan segala peraturan yang mengikatnya mulai dari wajib, Sunnah dll. Tetapi, apabila memang sebuah kesalahan baik sadar atau tidak sadar telah dilakukan, maka, jangan sampai menenggelamkan diri kedalam kubangan kesalahan itu karena merasa terlanjur, melainkan dengan secepatnya menarik diri dari kesalahan itu sambil melakukan suatu kebaikan sebagai tebusan dari kesalahan yang telah dilakukan itu.


Kebaikan paling sederhana yang bisa dilakukan setelah melakukan kesalahan adalah mengucapkan istighfar atau memohon ampunan kepada sang Khalik dan selanjutnya fokus untuk menempatkan diri dalam keseriusan menjalankan amal kebaikan. Bila amal perbuatan itu berhubungan dengan manusia lain, maka akan sangat istimewa apabila dilakukan dengan berpegang pada konsep akhlakul karimah.

Kemudian yang menjadi penting adalah perhatian terhadap lingkungan sosial dimana Kita berada. Karena kenyamanan atau ketidak nyamanan terlahir dari sikap yang seseorang berikan kepada lingkungan disekitarnya. Malu, gengsi dan lain sebagainya merupakan sesuatu yang muncul karena seseorang kurang mementingkan sikapnya dilingkungan dimana dia berada. 

Terakhir, kenyamanan adalah hal paling penting yang harus diperjuangkan demi meraih kebahagiaan hidup. Namun, jangan sampai memaknai kenyamanan itu seperti berada dizona nyaman. Kenyamanan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah berani menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul didepan kita, sehingga kita tidak selalu kembali kepada persoalan yang sama, karena kita tidak benar-benar berupaya untuk menyelesaikannya.

Posting Komentar