Jangan Bergantung Pada Amal

Daftar Isi
Jangan menggantungkan harapan fokus pada amal perbuatan yang sudah, sedang dan akan dilakukan, karena menggantungkan segala pengharapan itu hanya pada Allah swt. Dia pemilik dari segalah hal yang diharapkan oleh seluruh makhluknya dan Dia pula yang berhak mewujudkan harapan-harapan itu. Amal hanya sebagai wasilah, untuk menunjukan keseriusan penghambaan seorang hamba kepada tuannya.

Harapan yang digantungkan kepada amal adalah awal dari hilangnya titik demi titik cahaya harapan kepada Allah swt. Bahkan ketika amal yang dilakukan tidak berbuah hasil seperti yang diharapkan, tidak menutup kemungkinan bila Allah akan menjadi sasaran kesalahan. Bila sudah seperti itu, sama saja telah menjadi hamba yang membangkang terhadap perlingungan tuannya. 

Jangan bergantung pada amal, tapi bergantunglah pada Allah swt

Banyak hal yang terjadi disekeliling hidup kita yang bisa kita jadikan pelajaran. Tidak jarang seorang siswa yang dari jauh-jauh hari mempersiapkan diri dengan banyak membaca, menghafal dan memahami pelajaran hingga hampir lupa dengan waktu bermain dan beristirahat. Tetapi, ketika hasil bidik misi diumumkan malah orang yang lain yang seperti tidak terlalu melakukan apa-apa yang lolos mendapat bagian disana. Tidak jarang pula orang yang bekerja ekstra keras, pet hulu pet nyawa (banting tulang), tetapi tetap saja hidup dalam kekurangan dan keterbatasan.

Bukan tidak mungkin kejadian-kejadian seperti itu akan membuat seseorang berada dalam tekanan serta menganggap dirinya telah kehilangan segalanya. Sehingga tidak lagi memiliki semangat untuk melakukan amal yang lain ataupun kembali berkarya. 
Baca : Antara-nyaman-dan-tidak-nyaman
Sebaliknya, tidak jarang orang yang sederhana dalam beramal, tetapi memiliki harapan yang tinggi, justru mendapatkan hasil yang maksimal, bahkan lebih dari yang diharapkan. Seumpama kejadian yang sebaliknya dari dua contoh kasus diatas.

Inilah fakta bahwa baik keberhasilan maupun kegagalan yang menentukannya hanyalah Allah swt. Oleh karena itu, kesungguhan dalam melakukan amal harus didasari dengan semangat penghambaan kepada Allah swt. Hal itu dimaksudkan supaya tidak lahir keputus asaan ketika bertemu dengan kegagalan. Disisi lain, melihat semua orang sebagai pelajaran adalah sangat penting untuk memberikan kesadaran bahwa Perjalanan-mencari-penghidupan-tiap-orang-itu-pasti-berbeda

Ibnu 'Athaillah mengatakan : "Bagian dari tanda ketergantungan kepada amal adalah berkurangnya harapan ketika ada kesalahan atau kegagalan"

Untaian kalimat diatas, mengingatkan kita supaya memaksimalkan setiap amal yang dilakukan, namun harus tetap memiliki harapan tertinggi kepada pemilik keputusan, yakni Allah swt. Agar ketika menemui kegagalan, tidak berlarut dalam kegagalan itu, karena berlarut dalam kegagalan dan seumpama kegagalan adalah kemaksiatan merupakan alamat seseorang berada dalam bahaya yang besar, yakni kehilangan harapan. Bahkan dosa terbesar manusia secara hakiki adalah kehilangan harapan kepada penciptanya.

Posting Komentar