Rukun-Rukun Sholat 2
Daftar Isi
Selanjutnya kita akan memahami rukun sholat yang dilakukan ketika sedang berada diposisi duduk. Bila belum membaca rukun sholat yang harus ada ketika berdiri maka sebaiknya kamu mengawali membaca dari tulisan sebelumnya >>>
#9. Melakukan sujud dua kali disetiap rokaatnya
Disunatkan ketika kita melakukan sujud untuk membaca;
Subhana robbiyal a'laa wa bihamdihi sebanyak 3x.
Yang menjadi dasar disunnatkan membaca tasbih ketika melakukan sujud adalah hadits yang datang dari 'Uqbah ibn 'Amir, beliau mengatakan : Ketika diturunkan "FASABBIH BISMI ROBBIKAL 'ADZIEM" Rosulullah bersabda:"Jadikanlah ia (tasbih itu) dalam ruku' kalian". Dan ketika diturunkan "SABIHISMA ROBBIKAL A'LAA" Rosulullah saw bersabda; "Jadikanlah ia (tasbih itu) dalam sujud kalian" (HR. Abu dawud; 896, ibn Majah;887, Musnad Ahmad; 16961, Ad-Darimie; 1305)
Untuk mencapai derajat sunnah paling sedikit tasbih itu dibaca satu kali dan maksimal 11 kali dan tidak boleh lebih dari itu kendati diridhai oleh makmum. Selain membaca tasbih juga disunatkan untuk memperbanyak doa ketika bersujud.
"Sesuatu yang membuat seorang hamba lebih dekat dari Tuhannya adalah pesujud. Maka perbanyaklah do'a -didalamnya- kemudian yakinlah bahwa do'amu akan dikabulkan" (HR. Muslim; 482, An-Nasai; 1137, Abu dawud; 875, Musnad Ahmad; 9165).
#10. Tuma'ninah didalam melaksanakan sujud
#11. Duduk diantara dua sujud disetiap rokaat
Duduk diantara dua sujud ini harus dilakukan dengan benar, minimal benar-benar sampai terlihat dalam posisi duduk yang tegak walau tidak membaca apapun dalam keadaan duduk ini. Untuk menyempurnakan duduk diantara dua sujud ini dianjurkan membaca; ROBBIGHFIR LIE WARHAMNIE WAJBURNIE, WARFA'NIE, WARZUQNIE, WAHDINIE, WA'AFINIE, WA'FU 'ANNIE.
'Wahai Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, tutupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berikanlah rizki untukku, tunjukanlah aku, sadarkanlah aku dan berilah maaf dari kesalahanku.
#12. Tuma'ninah ketika melakukan duduk diantara dua sujud
#13. Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir adalah rukun qouli yang dilakukan pada rokaat terakhir yang mengiringi bacaan salam. Tasyahud berarti melakukan kesaksian dengan kalimat yang ditentukan. Kalimat yang wajib diucapkan ketika tasyahud ini semuanya ada empat kalimat yaitu;
- At-tahiyyatu lillah
- Salamun 'alaika ayyuhannabiyyu warohmatullahi wabarokatuhu
- Salamun 'Alaina wa 'ala 'ibadilahis-Sholihiena
- Asyhadu an la ilaha illallahu wa asyhadu anna Muhammdar-Rosulullahi
#14. Duduk ketika bertasyahud
Maksudnya adalah duduk ketika melaksanakan tasyahud akhir dan untuk membaca sholawat kepada Nabi saw.
Dalam kitab Al-Mishbah disebutkan; bahwa al-julus adalah berpindah dari posisi atas ke posisi bawah, sementara al-qu'ud adalah berpindah dari posisi bawah ke posisi atas.
#15. Membaca sholawat kepada Nabi saw disaat duduk terakhir.
Membaca sholawat ini dilakukan pada saat duduk terakhir setelah selesai membaca kalimat-kalimat tasyahud. Minimalnya membaca sholawat kepada Nabi saw pada saat duduk terakhir ini adalah "ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ALIHI" Namun supaya lebih sempurna maka sholawat yang paling afdhal dibaca ketika duduk terakhir ini adalah sholawat Ibrohim.
#16. Membaca salam yang pertama
#17. Tertib
Tertib berarti memastikan bahwa susunan rukun sholat yang telah dilaksanakan disetiap rokaatnya telah benar dilakukan secara tersusun.
Dengan mengenal dan memahami rukun sholat, seseorang sudah bisa menyelesaikan kewajibannya dengan sempurna. Karena kewajiban sholat tidak diukur dari cepat atau lambatnya sholat, tetapi melihat ketepatan dalam melaksanakan dan mempraktekan semua rukun-rukunnya. Kemudian terkait kekhusuan dalam sholat sangat bergantung pada kondisi kejiwaan setiap orang. Begitu juga memaksimalkan pelaksanaan sunnah-sunnah yang ada dalam sholat sangat bergantung pada kadar keilmuan setiap orang.
Istimewa dan tidaknya sholat seseorang hanya Allah swt. yang mengetahuinya, sehebet apapun manusia, dia tidak berhak mengatakan bahwa sholat seseorang akan atau tidak diterima disisi Allah swt.
Dengan mengenal dan memahami rukun sholat, seseorang sudah bisa menyelesaikan kewajibannya dengan sempurna. Karena kewajiban sholat tidak diukur dari cepat atau lambatnya sholat, tetapi melihat ketepatan dalam melaksanakan dan mempraktekan semua rukun-rukunnya. Kemudian terkait kekhusuan dalam sholat sangat bergantung pada kondisi kejiwaan setiap orang. Begitu juga memaksimalkan pelaksanaan sunnah-sunnah yang ada dalam sholat sangat bergantung pada kadar keilmuan setiap orang.
Istimewa dan tidaknya sholat seseorang hanya Allah swt. yang mengetahuinya, sehebet apapun manusia, dia tidak berhak mengatakan bahwa sholat seseorang akan atau tidak diterima disisi Allah swt.
Posting Komentar
Terimakasih