Susunan Kalimat Dzikir Yang Di Baca Dalam Tahlilan

Daftar Isi
Sususnan kalimat yang di baca dalam tahlilan - Sudah sangat di pahami bahwa inti uatama yang terdapat dalam tradisi tahlilan adalah dzikrullah (mengingat Allah). Dzikir merupakan amalan yang diperintahkan dalam agama yang bertujuan supaya umat Islam tetap terjaga keimanannya.

"Wahai orang-orang yang beriman, Berdzikirlah kamu kepada Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya (41) Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang (42) Dialah yang memberikan rahmat kepadamu beserta malaikatNya (dengan memohon ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan adalah Dia Yang Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (43)" (QS. al-Ahzab 41-43)
Susunan kalimat dzikir yang di baca dalam tradisi tahlilan

Ibnu Katsir pernah mengatakan di dalam tafsirnya : "Ali ibn Abi Thalhal berkata kepada Ibn Abas dalam menfsirkan ayat 'Berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya' bahwa Allah tidak mewajibkan kepada hambaNya kecuali Allah memberi batasan yang maklum dan memberi toleran kepada pelakunya saat ada udzur, kecuali dzikir. Sebab Allah tidak memberi batasan tertinggi pada dzikir dan tidak menolelir untuk meninggalkannya, kecuali kalah dalam meninggalkannya. Maka Allah Berfirman; 'Maka ingatlah Allah diwaktu berdiri, duduk dan diwaktu berbaring (QS. an-Nisa':103), malam dan siang, di darat dan lautan, di perjalanan dan di rumah, di saat kaya dan miskin, saat sehat dan sakit, tersembunyi dan terang-terangan, dan disetiap kondisi. Dan Allah berfirman; Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang. Jika kalian melakukannya maka Allah dan malaikatNya akan besholawat kepada kalian". (Tafsir Ibn Katsir, VI/433)

Dari penjelasan Ibnu Katsir di atas, bisa kita pahami, bahwa segala sesuatu yang diwajibkan Allah kepada hambaNya selalu dibatasi dengan kadar kemampuan dan kesempatan yang di miliki oleh hambaNya. Berbeda dengan dzikir, tidak ada alasan apapun yang bisa dijadikan hujjah untuk meninggalkan dzikir. Di manapun, kapanpun, dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, maka dzikir tidak boleh di tinggalkan. Bila memang seseorang meninggalkannya, maka tidak ada rukhsah didalamnya selain sebuah kekalahan telak yang di alami oleh dia.

Hadits tentang anjuran dan keutamaan dzikir

Hadits-hadits yang menganjurkan dan menjelaskan keutamaan dari dzikir sangat banyak jumlahnya. diantaranya;

"Diriwayatkan dari Abdullah ibn Busr bahwa ada seseorang yang datang dari pedalaman bertanya kepada Rosulullah saw; Sesungguhnya syari'at Islam telah banyak bagi saya, sampaikanlah kepadaku sebagiannya yang bisa saya jadikan pegangan! Rosulullah saw. bersabda; "jangan hentikan mulutmu basah, karena berdzikir kepada Allah 'Azza Wa Jalla". (HR. Turmudzi No.3375). al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan; Hadits ini di shahihkan oleh Ibn Hibban dan al-Hakim

Sebagai mana kebanyakan umat Islam memahami, bahwa kalimat dzikir ini banyak macamnya. Tetapi dari sekian banyak kalimat dzikir itu ada juga kalimat dzikir yang Rosulullah saw. memerintahkannya secara khusus agar umat Islam mengamalkan dzikir itu sebanyak-banyaknya.

"Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rosulullah saw. bersabda; Perbanyaklah membaca al-Baqiyyatus-Sholihat! Ada (Sahabat) yang bertanya; Apakah itu wahai Rosul? Nabi saw. menjawab; Yaitu Takbir, Tahlil, Tasbih dan Hauqolah". (HR. Ahmad No. 11731 dan Abu Ya'la No. 1384). Menurut al-Haitami sanad keduanya Hasan.

Dikalangan warga Nahdlatul Ulama dzikir yang oleh Rosulullah saw. di beri istilah al-Baqiyyatus-sholihat ini sudah biasa di amalkan dalam acara tahlilan dan syukuran.
Kemudian melihat dari keumuman hadits diatas, Rosulullah saw. tidak memberikan keterangan waktu terkait kapan dzikir ini seharusnya di baca dan dilaksanakan. Maka, dari sini kita bisa memahami bahwa dzikir al-baqiyyatus-Sholihat ini bisa di amalkan dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun.

Ibnu Taimiyah -pernah- ditanya mengenai bacaak keluarga mayit yang terdiri dari tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Apabila mereka menghadiahkan kepada mayit, apakah pahalanya bisa sampai atau tidak? Beliau -Ibn Taimiyah- menjawab; Bacaan keluarga mayit bisa sampai, baik tasbihnya, takbirnya dan semua dzikirnya, karena Allah Ta'ala. Apa bila mereka menghadiahkan kepada mayit, maka akan sampai kepadanya. (Majmu al-Fatawa,24/165)
Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa tidak ada satupun unsur yang bertentangan dengan syari'at di dalam tradisi tahlilan. Apakah itu mengenai waktu, jumlah dan cara bacaanya, tidak ada yang bertentangan dengan syari'at. Bila ditelaah lebih jauh lagi, bacaan tahlilan ini semuanya bersumber dari al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw. Jadi tradisi ini tidak bisa begitu saja dihukumi sebagai tradisi yang keluar dari aturan Islam.

"jika secara satu per satu tidak ada yang haram, lalu dari mana secara keseluruhannya menjadi haram?" (Ihya Ulumuddin, 2/273)

Dzikir yang dibaca dalam tahlilan
Komposisi yang biasa dibaca dalam tradisi tahlilan biasanya terdiri dari rangkaian sebagai berikut;

  • Surat al-Fatihah
  • Surat al-Ikhlash
  • Surat al-Mu'awidatain
  • Permulaan ayat dari surat al-Baqarah
  • Ayat Kursi
  • Sholawat
  • Istighfar
  • Tashbih
  • Tahmid
  • Kalimat tahlil
  • Surat yasin
  • Do'a
Dari rangkaian dzikir yang biasa di baca dalam tradisi tahlilan seperti di atas, semuanya tidak ada yang keluar dari aturan syari'ah, bahkan semuanya merupakan dzikir yang dianjurkan untuk di amalkan oleh setiap mu'min.

Sumber:

  1. Tahlilan bid'ah Hasanah/ Muhammad Ma'ruf Khazin
  2. Tafsir Ibn Katsir
  3. Ihya Ulumuddin

Posting Komentar