Keutamaan La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim
Daftar Isi
Keutamaan La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim | Setiap kita akan dihadapkan dengan berbagai persoalan hidup, baik menyangkut pribadi maupun kelompok.
Namun yang paling penting dari persoalan itu adalah bagai mana cara kita menyikapinya, terutama bagi kita sebagai seorang muslim.
TIADA DAYA DAN KEKUATAN MELAINKAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN YANG MAHA AGUNG YANG MENJADI SEBABNYA. Kurang lebih begitulah arti secara harfiyyah dari LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL-'ALIYIL-'ADZIM.
Ungkapan ini sudah tidak asing lagi bagi umat islam sebagai salah satu pengingat pada kebesaran Allah swt. terutama disaat berada dalam tekanan dari persoalan hidup yang muncul.
Ungkapan ini juga menjadi pendorong agar kita tetap semangat dalam menjalankan setiap sendi kehidupan ini. Perjalanan mencari penghidupan tiap orang itu pasti berbeda
Nabi saw. mewanti-wanti kepada umatnya untuk tetap semangat dalam menjaga ketakwaan kepada Allah swt. disetiap keadaan, suasana dan dimanapun berada.
Namun, disisi lain apabila ternyata terjerumus dalam kesalahan, maka secepatnya seseorang untuk kembali dari kesalahan dan memperbaiki kesalahan itu dengan melakukan kebaikan.
Manusia bukanlah malaikat yang selamanya dalam kebenaran dan ketaatan, bukan pula syaithan yang selamanya salah dalam kesesatan. Oleh karena itulah mengapa kehidupan manusia didunia ini disebut sebagai ujian.
Manusia tidak memiliki keberdayaan untuk menghindari segala kemaksiatan melainkan Allah yang akan menjadi penolongnya.
Juga tidak memiliki kekuatan untuk menjalankan segala ketaatan dalam bentuk peribadatan atau penghambaan kepada Penciptanya melainkan Allah pula yang membantu seseorang sehingga memiliki kekuatan untuk melaksanakannya. Sopan santun dalam berbicara
Dalam kitab Kasyifatussaja Imam Nawawi Banten mengatakan:
"Seseorang mendatangkan hauqolah (sebutan untuk la haula dst) karena mengharap pembebasan dari dosa oleh karena kemaksiatan. Ini merupakan tanda keikhlasan dari seseorang".
Dari pernyataan Imam Nawawi diatas dapatlah kita pahami bahwa setiap orang muslim sudah sepantasnya selalu memiliki harapan yang besar kepada Allah swt, supaya dosanya bisa diampuni.
Konsep tobat yang telah disediakan bukan untuk membuat seseorang lupa dengan apa yang telah dilakukannya dimasa lalu, melainkan supaya memiliki komitmen untuk tidak mengulang kembali hal yang sama dari kesalahan dan kemaksiatan dimasa selanjutnya.
Namun, keberdayaan untuk tidak mengulang, kekuatan untuk menjalankan ketaatan adalah Allah yang memberikan bantuan dan pertolongan.
Menjalani kehidupan didunia modern seperti saat ini, menuntut keseriusan dan fokus dalam segala hal termasuk dalam menjalankan peribadatan kepada Allah swt.
Ujian kehidupan ini akan semakin terasa berat jika tidak memiliki keseriusan dalam menghadapinya. Gagal fokus pun akan membuat seseorang terjerumus pada jalan yang akan mencelakakannya.
Seperti yang dikatakan sebagian ‘ulama; benarkan amalmu dengan keikhlasan, betulkan keikhlasanmu dengan memohon keberdayaan dan kekuatan.
“ketika Rasulullah SAW melihat sayyidana Ibrohim ‘Alaihissalam sedang duduk di samping pintu sorga di atas kursi dari zabarzud hijau, beliau berkata kepada Rosulullah SAW; perintahlah umatmu supaya memperbanyak tanaman sorga!, maka sesungguhnya tanah sorga itu baik dan luas. Kemudian Rosulullah SAW bersabda : (apa tanaman sorga itu?) kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya; la haula wa laa quwwata illa billahil-‘aliyil ‘adzim”. (musnad Ahmad no; 23040).
Hadits diatas sangat jelas memotivasi kita, bahwa sorga adalah hal utama yang harus terus dikejar, sementara keikhlasan adalah kunci untuk membuka kesempurnaan amal perbuatan.
Sehingga amal perbuatan yang dilakukan benar-benar bisa diharapkan menjadi penyelamat setiap muslim diakhirat kelak, dengan kata lain sorga menjadi tempat paling akhir yang ditempati.
- Baca : Belajar shalat berjamaah
Al-Qolyubi dalam Syarah al-Mi’raj beliau mengatakan: sebuah faidah : diriwayatkan dari Ibnu Abbas semoga Allah memberikan keridhaan kepada keduanya, beliau berkata: Rosulullah SAW bersabda :
"Barang siapa yang berjalan menuju kepada orang yang meminjamkan hutang kepadanya dengan hak-haknya, dia mengembalikan pinjamannya kepadanya maka seluruh binatang di bumi dan ikan-ikan dilautan akan mendo’akannya. –makhluk yang ada didalamnya- dan untuk setiap langkahnya akan di tanam baginya satu pohon di sorga dan diampuni dosanya. Tidak ada dari peminjam kecuali selalu menyia-nyiakan pinjamannya –menyia-nyiakan dan menanti-nanti hutangnya- padahal dia mampu melainkan Allah akan menuliskan baginya satu dosa dari setiap waktunya. (Majma’uz-zawa-id, No 6684. Kanzul-‘amal, No 1546)
Kemudian Asy-Syirojie sebuah kitab faidah yang ditulis oleh Ahmad ibn Ahmad Syihabuddin az-Zabiedie memuat keutamaan membaca la haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adziem dengan mengutip perkataan Ibnu Abid Dunya yang mengucapkan sebuah hadits yang sanadnya sampai kepada Rosulullah saw, bahwa beliau saw bersabda;
"Barang siapa setiap harinya mengatakan la haula wa la quwwata illa billahil-‘aliyil-‘adziem, sebanyak seratus kali, maka orang tersebut tak akan terkena kefakiran selamanya".
Dari pembahasan diatas, keutamaan hauqolah ini pada intinya sebagai motivasi bagi semua umat muslim supaya tetap semangat dalam menjalankan segala amal perbuatan dengan sungguh-sungguh. Baik menyangkut yang fardu maupun perbuatan yang sunnah.
Tetapi dengan tetap menyadari bahwa segala sesuatu yang diperbuat ada dalam bantuan dan perlingungan Allah swt.
Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan renungan untuk para pembaca serta berbuah manfaat dan kebaikannya menjadi kebaikan buat penulis dan para pembaca.
Bila ada salah dan kekeliruan dalam tulisan ini, mohon kiranya untuk memberikan masukan dan memberitahukan dimana letak kesalahannya. Wallahu a'lam bish showab
Terimakasih
Terima kasih sudah mampir mas...